Senin, 10 Januari 2011

buah naga

ukan isapan jempol kalau Djoko Raino Sigit, pekebun buah naga merah di Purwokerto mampu panen 3 kali setahun. Pada Oktober, Desember, dan Februari, lulusan Universitas Sebelas Maret Solo itu menuai 70 ton buah dari lahan 20 ha miliknya di Delanggu, Klaten, Jawa Tengah. Kuncinya sederhana: pemupukan dan pemangkasan.


Djoko memangkas saat tinggi tanaman hampir sejajar tiang penyangga. Sebagai kerabat kaktus Opunctia, buah naga merah menghasilkan 4 tunas baru usai pemangkasan. Tunas-tunas baru itu yang menjadi andalan untuk membuahkan secara bergiliran. Anggota famili Cactacea itu selalu menghasilkan tunas baru. Dalam 2 bulan pascapemangkasan, tunas menjelma menjadi sulur yang mulai berbunga. Saat bersamaan, tumbuh 4 tunas sulur baru yang dalam 2 bulan siap panen. Begitu seterusnya sampai sulur ke-3 panen dan masa berbuah usai lantaran memasuki musim kemarau pada permulaan Maret.

Pertumbuhan sulur silih berganti cuma mungkin kalau pasokan hara lancar. Untuk itu Djoko membenamkan 40 kg pupuk organik padat per tiang. Pupuk dibenamkan setiap permulaan dan pertengahan musim penghujan. Musababnya, "Serapan hara optimal saat penghujan lantaran tanaman menghasilkan buah," kata Djoko. Saat kemarau, tanaman cuma memerlukan sedikit hara untuk pertahanan dari penyakit atau hama. Djoko melakukan penyiraman untuk menjaga kondisi tanaman agar tidak stres.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar