Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 25 Desember 2011

Wujil dan Sunan Bonang

1
Inilah ceritera si Wujil
Berkata pada guru yang diabdinya
Ratu Wahdat
Ratu Wahdat nama gurunya
Bersujud ia ditelapak kaki Syekh Agung
Yang tinggal di desa Bonang
Ia minta maaf
Ingin tahu hakikat
Dan seluk beluk ajaran agama
Sampai rahasia terdalam
2
Sepuluh tahun lamanya Sudah
Wujil Berguru kepada Sang Wali
Namun belum mendapat ajaran utama
Ia berasal dari Majapahit
Bekerja sebagai abdi raja
Sastra Arab telah ia pelajari
Ia menyembah di depan gurunya
Kemudian berkata
Seraya menghormat
Minta maaf
3
“Dengan tulus saya mohon
Di telapak kaki tuan Guru
Mati hidup hamba serahkan
Sastra Arab telah tuan ajarkan
Dan saya telah menguasainya
Namun tetap saja saya bingung
Mengembara kesana-kemari
Tak berketentuan.
Dulu hamba berlakon sebagai pelawak
Bosan sudah saya
Menjadi bahan tertawaan orang
4
Ya Syekh al-Mukaram!
Uraian kesatuan huruf
Dulu dan sekarang
Yang saya pelajari tidak berbeda
Tidak beranjak dari tatanan lahir
Tetap saja tentang bentuk luarnya
Saya meninggalkan Majapahit
Meninggalkan semua yang dicintai
Namun tak menemukan sesuatu apa
Sebagai penawar
5
Diam-diam saya pergi malam-malam
Mencari rahasia Yang Satu dan jalan sempurna
Semua pendeta dan ulama hamba temui
Agar terjumpa hakikat hidup
Akhir kuasa sejati
Ujung utara selatan
Tempat matahari dan bulan terbenam
Akhir mata tertutup dan hakikat maut
Akhir ada dan tiada
6
Ratu Wahdat tersenyum lembut
“Hai Wujil sungguh lancang kau
Tuturmu tak lazim
Berani menagih imbalan tinggi
Demi pengabdianmu padaku
Tak patut aku disebut Sang Arif
Andai hanya uang yang diharapkan
Dari jerih payah mengajarkan ilmu
Jika itu yang kulakukan
Tak perlu aku menjalankan tirakat
7
Siapa mengharap imbalan uang
Demi ilmu yang ditulisnya
Ia hanya memuaskan diri sendiri
Dan berpura-pura tahu segala hal
Seperti bangau di sungai
Diam, bermenung tanpa gerak.
Pandangnya tajam, pura-pura suci
Di hadapan mangsanya ikan-ikan
Ibarat telur, dari luar kelihatan putih
Namun isinya berwarna kuning
8
Matahari terbenam, malam tiba
Wujil menumpuk potongan kayu
Membuat perapian, memanaskan
Tempat pesujudan Sang Zahid
Di tepi pantai sunyi di Bonang
Desa itu gersang
Bahan makanan tak banyak
Hanya gelombang laut
Memukul batu karang
Dan menakutkan
9
Sang Arif berkata lembut
“Hai Wujil, kemarilah!”
Dipegangnya kucir rambut Wujil
Seraya dielus-elus
Tanda kasihsayangnya
“Wujil, dengar sekarang
Jika kau harus masuk neraka
Karena kata-kataku
Aku yang akan menggantikan tempatmu”
11
“Ingatlah Wujil, waspadalah!
Hidup di dunia ini
Jangan ceroboh dan gegabah
Sadarilah dirimu
Bukan yang Haqq
Dan Yang Haqq bukan dirimu
Orang yang mengenal dirinya
Akan mengenal Tuhan
Asal usul semua kejadian
Inilah jalan makrifat sejati”

Minggu, 05 Juni 2011

Mutiara Kata



„""Ilmu itu lebih baik dari pada Harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga Harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu berkurang apabila di belanjakan tapi ilmu bertambah bila di beljakan. ""  [Ali bin Abi Talib ra]
 „""Jauhilah berteman dengan pembohong karena ia bisa menjadikan orang yang dekat akan lari darimu dan sebaliknya. Janganlah berkawan dengan orag yang bakhil karena ia akan melupakanmu di waktu kamu sangat memerlukannya dan jauhilah bersahabat dengan orang yang suka berbuat jahat karena ia tidak malu untuk menjualmu dengan harga yang sangat murah.""  [.  Ali bin Abi Talib ra]
 „''' Jangan engkau percaya melihat kegagahan seseorang lelaki. Tetapi jika mereka teguh memegang amanah dan menahan tangannya dari pada menganiayai sesamanya. Itulah lelaki yang sebenarnya. """  [Khalifah Umar al-Khattab ra]
 „""" Hanya lidah yang mau berdusta dan berbohong. Namun pandangan mata, hayunan kedua belah tangan, langkah kedua belah kaki dan pergerakan tubuh, atau seluruh anggota badan akan menafikan apa yang di ucapkan oleh lidah „"""                   .      [Khalifah Umar al-Khattab ra]
 „"""Apabilah kamu merasa letih karena berbuat kebaikan maka sesungguhnya keletihan itu akan hilang dan kebaikan yang akan terus kekal. Dan sekiranya kamu bersenang – senang dengan dosa maka sesungguhnya kesenengan itu akan hilang dan dosa yang di lakukan akan terus kekal. "" [Ali bin Abi Talib ra]
 „""" Islam memiliki dinding dan pintu yang kuat. Dinding Islam ialah kebenaran dan pintunya ialah keadilan. Islam akan tetap jaya, selama penguasa – penguasa bersikap keras dan tegas tetapi itu di lakukan tidak berarti mesti dengan pedang dan cemeti, melainkan dengan hak dan keadilan. """ [Said bin Suwaid]
 """Tidak ada kebaikan bagi pembicaraan kecuali dengan amalan.
     Tidak ada kebaikan bagi harta kecuali dengan kedermawanan.
     Tidak ada kebaikan bagi sahabat kecuali dengan kesetiaan.
     Tidak ada kebaikan bagi sedekah kecuali niat yang Ikhlas. „""     [Al-Ahnaf bin Qais]

„""" Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cinta siapa saja yang kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengan nya. Lakukan apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu akan memperoleh balasannya.Dan ingatlah bahwa bersama kesulitan itu senantiasa akan timbul kesenangan. „"" [Ibnu Abbas]
 „""" Hendaklah engkau bergaul dengan para ulama, dan dengarlah (renunglah) kata – kata hukama, karena Allah SWT menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah sebagaimana ia suburkan bumi dengan hujam yang lebat.  [Al-Hukama' ]
 „""" Ada empat hal yang dapat mengangkat seseorang kepada derajat yang tertinggi walaupun amal dan ibadahnya sedikit, yaitu sifat- sifat penyantun, merendah diri,pemurah dan budi pekerti yang baik. Itulah kesempurnaan Iman. „""" [Abul Qasim Al- Junaid]
Semoga mermanfaat dan bisa mengambil apa yang terbaik buat perjalanan kita.

Sabtu, 26 Februari 2011

Puisi WS Rendra

= Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipanNYA,
bahwa rumahku hanya titipanNYA,
bahwa hartaku hanya titipanNYA,
bahwa putraku hanya titipanNYA,

tetapi mengapa aku tak pernah bertanya, mengapa DIA menitipkanpadaku ?
Untuk apa DIA menitipkan ini pada ku ?
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milikNYA ini ?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali olehNYA ?

Ketika diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah derita.

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak rumah,
lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan,

Seolah semua " derita " adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasihNYA harus berjalan seperti matematika :
aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan
Nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan DIA seolah mitra dagang, dan bukan Kekasih.
Kuminta DIA membalas " perlakuan baikku ", dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah...
" ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja " ♥

(WS Rendra)

Rabu, 03 November 2010

Apa yang Mesti Ku Lakukan



Apa yang mesti kulakukan, O Muslim? Aku tak mengenal didiku sendiri
Aku bukan Kristen, bukan Yahudi, bukan Gabar, bukan Muslim
Aku bukan dari Timur, bukan dari Barat, bukan dari darat, bukan dari laut,
Aku bukan dari alam, bukan dari langit berputar,

Aku bukan dari tanah, bukan dari air, bukan dari udara, bukan dari api,
Aku bukan dari cahaya, bukan dari debu, bukan dari wujud dan bukan dari hal
Aku bukan dari India, bukan dari Cina, bukan dari Bulgaria, bukan dari Saqsin,
Aku bukan dari Kerajaan Iraq, bukan dari negeri Korazan.

Aku bukan dari dunia in ataupun dari akhirat, bukan dari Sorga ataupun Neraka
Aku bukan dari Adam, bukan dari Hawa, bukan dari Firdaus bukan dari Rizwan
Tempatku adalah Tanpa tempat, jejakku adalah tak berjejak
Ini bukan raga dan jiwa, sebab aku milik jiwa Kekasih
Telah ku buang anggapan ganda, kulihat dua dunia ini esa

Esa yang kucari, Esa yang kutahu, Esa yang kulihat, Esa yang ku panggil
Ia yang pertama, Ia yang terakhir, Ia yang lahir, Ia yang bathin
Tidak ada yang kuketahui kecuali :Ya Hu” dan “Ya man Hu”
Aku mabok oleh piala Cinta, dua dunia lewat tanpa kutahu
Aku tak berbuat apa pun kecuali mabok gila-gilaan
Kalau sekali saja aku semenit tanpa kau,
Saat itu aku pasti menyesali hidupku

Jika sekali di dunia ini aku pernah sejenak senyum,
Aku akan merambah dua dunia, aku akan menari jaya sepanjang masa.
O Syamsi Tabrizi, aku begitu mabok di dunia ini,
Tak ada yang bisa kukisahkan lagi, kecuali tentang mabok dan gila-gilaan.

Diambil dari Syair Rumi
 

Minggu, 31 Oktober 2010

Rumi On Ramadhan

 



Rayakan!
Bulan Ramadhan telah datang.
perjalanan menyenangkanke satu
Siapa yang berpuasa
Aku memanjat atap untuk melihat Bulan,
Karena aku sangat merindukan puasa
Dengan hati dan jiwa.
Aku kehilangan topi sambil menatap Bulan.
Sultan Ramadhan membuatku mabuk.
Wahai umat Islam,
Aku telah mabuk sejak hari itu aku kehilangan pikiranku.
RamadhanYang indah keberuntunganku
Begitu Indahnya kemuliaan.
Ada rahasia bulan lain Selain yang satu ini.
Dia bersembunyi di tenda Ramadhan
Seperti seorang Turki.
Siapa pun yang datang
Untuk panen puasa di bulan ini
Menemukan cara untuk Bulan ini.
Siapa pun yang membuat wajahnya
Pucat menyerupai satin
Memakai pakaian sutra dari berpuasa.
Doa akan diterima dalam bulan ini.
Desahan dari satu puasa menembus langit.
Orang yang duduk dengan sabar
Di dasar sumur Ramadhan Memiliki cinta dari Mesir, seperti Joseph.
O kata yang memakan Sahur dengan daging,
Diam sehingga siapa pun
Siapa yang tahu akan menikmati puasa Ramadan

Rumi : Menangislah

 


 
 Menangislah.....
Karena tangisan awan, taman pun tersenyum
Karena tangisan bayi, air susu pun mengalir

Pada suatu hari ketika bayi tahu cara, ia berkata
“Aku akan menangis agar perawat penyayang tiba”

Tidakkah kamu tahu bahwa Sang Perawat Agung
Tidak akan berikan susu jika kamu tidak meraung

Tuhan berfirman, “Menangislah sebanyak-banyaknya”
Dengarkan, anugerah Tuhan kan curahkan air susunya

Tangisan awan dan panas mentari
Adalah tiang dunia, rajutlah keduanya

Jika tak ada panas mentari dan tangisan awan
Mana mungkin bakal kembang semua badan

Mana mungkin musim silih berganti
Jika kemilau dan tangis ini berhenti

Mentari yang membakar dan awan yang menangis
Itulah yamg membuat dunia segar dan manis

Biarkan matahari kecerdasanmu terus-menerus terbakar
Biarkan matamu, seperti awan, kemilau karena airmata yang keluar

Menangislah seperti rengekan anak kecil, jangan makan rotimu
karena roti jasmanimu akan mengeringkan air ruhanimu

Ketika tubuhmu rimbun dengan dedaunan yang subur
Siang malam batang rohmu melepaskannya seperti musim gugur

Kerimbunan tubuhmu adalah kerontangan rohmu
Segeralah, jatuhkan tubuhmu, tumbuhkan rohmu!
Pinjami Tuhan, pinjamkan kerimbunan tubuhmu
Tukarkan dengan taman yang merkah dalam jiwamu

Berikan pinjaman, kurangi makanan badanmu
Biar tampaklah muka yang dulu tak terlihat matamu

Ketika badan mengeluarkan semua kotoran keji
Tuhan mengisinya dengan mutiara dan kesturi

Orang itu telah menukar kotoran dengan kesucian
Dari “Dia sucikan kamu” ia peroleh kenikmatan

 
__________
dari buku Matsnawi, Buku Kelima 65-149

Syai-syair Erotis Ibn Arabi



 Sejumlah karyanya banyak mengundang kontroversi dari para ulama.

As-Syekh al-Akbar (Guru Teragung), demikian Ibn Arabi sering disapa. Ada pula yang menyapanya Muhyiddin (Penghidup Agama), atau al Kabrit Al Ahmar (Belerang Merah). Sang pengusung ajaran wihdat al-wujud ini merupakan sosok yang kontroversial. Syair-syair mistisnya disenandungkan dengan bahasa erotis sehingga mengundang reaksi dari kalangan fuqaha.

Nama Muhyidin Ibn Arabi, mengingatkan pada tokoh sufi seperti Al-Hallaj (Baghdad), Syekh Siti Jenar, dan Hamzah Fansuri. Syair-syair maupun ungkapan-ungkapannya banyak mengandung kontroversi. Namun demikian, bila dicermati secara saksama, apa yang diucapkan atau tertulis dalam syairnya, menggambarkan kecintaan dan kedekatan sang tokoh dengan Tuhannya.

Ibn Arabi sudah menulis tiga kumpulan puisi dan ribuan syair yang tersebar di seluruh tulisan-tulisan prosanya. Sebagai seorang teoretisi imajinasi Muslim terbesar, ia mampu menggambarkan perasaan cinta, keagungan Tuhan, kesempurnaan Muhammad, dan keindahan alam dalam puisi imajinatif yang sempurna.

Dalam karyanya berjudul Dakha'ir al-A'laq, Ibn Arabi mengatakan, ''Aku menyinggung tentang ilmu-ilmu makrifat yang mulia, cahaya ketuhanan, misteri spiritual, ilmu pengetahuan, intelektual, dan berbagai peringatan syariah. Akan tetapi, kuekspresikan semuanya itu dengan gaya bahasa cinta erotis dan gelora asmara, karena jiwa akan terpikat dengan ekspresi-ekspresi seperti itu.''

Ibn Arabi sering kali menggunakan sebuah perumpamaan untuk menggambarkan realitas keagungan dan keindahan Tuhan. Terkadang, ia menggunakan tamsil bulan purnama (badr), dan tidak jarang pula menggambarkan-Nya dengan perempuan cantik.

Syair mistiknya dalam Tarjaman al-Asywaq, melukiskan keindahan Tuhan. ''Seorang perempuan ramping, langsing, cantik nan segar, untuk siapa hati pencinta yang dirundung kerinduan. Racikan terjadi dengan harum wangi pada saat menyebutnya, dan setiap gerak lidah tidak lain kecuali namanya.''

Syair tersebut seakan diucapkan oleh seorang pemuda yang sedang dimabuk cinta kepada seorang wanita cantik yang dicintainya. Kobaran cintanya menyala untuk selama-lamanya. Kapan pun lelaki itu menyebut nama yang dicintanya itu, keluar aroma harum wangi, karena kegandrungan itu sendiri adalah aroma.

Karena tamsil yang terlalu menonjolkan keindahan-keindahan fisik itu, Syekh al-Akbar dituduh oleh para fuqaha (ahli ilmu fiqih) tengah mengumbar syair-syair erotis dengan menyamarkannya sebagai syair-syair mistis.

Penilaian yang dilontarkan oleh para fuqaha tidak sepenuhnya salah. Di dalam Kitab Tarjuman, Sang Guru Teragung sendiri menceritakan pertemuannya dengan seorang gadis jelita yang mengilhaminya menulis syair-syair indah.

Ia mengatakan, ''Yang kurasakan adalah seberkas cahaya yang menerpa bahuku, yang dipantulkan oleh tangan-tangan lembut. Aku berbalik dan kulihat seorang wanita, salah seorang putri Rum. Tak pernah kulihat wajah yang secerah dia, atau kata-kata yang begitu indah, cerdas, halus, dan suci.''

Ibn Arabi kemudian menanyakan nama gadis itu. ''Kejernihan Mata,'' jawabnya. Ia lantas mengatakan, ''Setelah itu, aku mengucapkan salam kepadanya dan pergi.'' Untuk menyanjung kesempurnaan gadis itu, ia terkadang menyebutnya ''Pelipur Lara'' atau ''Sumber Matahari''.

Rasa takjub Si Belerang Merah terhadap sang gadis Persia tampaknya membekas di hatinya begitu dalam. Di pengantar Tarjuman ia mengatakan, ''Setiap kali aku menyebut sebuah nama, nama dialah yang kusebut. Setiap kali aku menyebut rumah, rumah dialah yang kusebut.''

Setelah mengakui kekagumannya terhadap sang gadis, ia segera mengingatkan para pembaca bahwa apa yang ditulisnya adalah ilham ilahi dan wahyu spiritual. Akan tetapi, peringatannya tampak sia-sia, karena kelompok fuqaha tidak mengendorkan tuduhan kepadanya sebagai pengumbar hawa nafsu.

Ibn Arabi kemudian merasa perlu menulis sebuah ulasan atas Kitab Tarjuman yang diberi nama Dakha'ir al-A'laq. Di dalamnya dijelaskan dengan tegas dan lugas makna spiritual di balik ungkapan yang biasa ia gunakan dalam bahasa cinta.

Bersama Ka'bah
Keberanian Ibn Arabi tidak hanya dalam memilih kata-kata erotis untuk menyanjung Zat Yang Mahakuasa. Ketajaman spiritualitasnya mendorongnya untuk berani mengakui dirinya sebagai orang yang tidak terikat oleh suatu agama formal. Tak heran jika ia kemudian dituduh sesat dan menyesatkan, murtad, atau seorang Nasrani oleh kelompok yang tidak suka dengannya.

Dalam sebuah syair yang masyhur ia berkata, ''Hatiku telah berganti rupa jadi semua bentuk: padang rumput bagi rusa-rusa, biara bagi para rahib, kuil bagi arca-arca, Ka'bah bagi peziarah. Lembaran Taurat, Kitab Suci Alquran. Aku memeluk agama cinta, dan ke arah mana pun unta-unta menuju, cinta adalah agama dan keyakinanku.''

Gelora cinta yang ia ungkapkan itu tampak melintasi batas-batas fisik dan keterikatan dengan agama formal. Ia menyebut dirinya laksana biara, kuil, Ka'bah, yang merupakan tempat ibadah umat yang berlainan agama. Namun, sesungguhnya Ibn Arabi memiliki hubungan spesial dengan benda fisik yang membuatnya mabuk asmara. Benda itu adalah Ka'bah.

Ka'bah menempati kedudukan istiwewa dalam diri Ibn Arabi. Ketika berada di Makkah pada 598 H, ikatannya dengan Ka'bah melampaui ikatan-ikatan peziarah biasa. Dalam pandangannya, Ka'bah adalah mahkluk hidup yang dapat berbicara dan mendengar.

Dikisahkan dalam kitabnya al-Futuhat al-Makkiyah, ia tidak terkejut ketika suatu hari Ka'bah memanggil dan memintanya bertawaf. Sementara itu, mata air Zamzam mengharapkan untuk meminumnya. ''Kedua permintaan itu jelas sekali terdengar,'' katanya. Oleh karena itu, kecintaan Ibn Arabi kepada Ka'bah, laksana cintanya kepada makhluk hidup.

Dalam Tarjuman ia bersenandung untuk Ka'bah, ''Kasih Allah bagi orang-orang yang taat. Allah telah memilihmu di antara bebatuan. Engkaulah rumah Allah. Cahaya hatiku. Kesegaran mataku. Hatiku. Secara hakiki engkau adalah rahasia wujud. Altarku. Kemurnian cintaku. Duhai Ka'bah Allah, hidupku.''

Pengakuan Syekh al-Akbar tentang pengalaman-pengalaman spiritualnya yang begitu hebat tidak hanya terjadi ketika di Makkah. Sebelumnya, ketika masih berada di Fez, Maroko, tahun 595 H, ia mengaku telah dianugerahi gelar oleh Allah sebagai Penutup Kewalian Muhammad. Pengakuannya itu ia tuangkan dalam al-Futuhat al-Makkiyah.

''Di antara hamba-hamba Allah, aku adalah ruh suci, sebagaimana malam penentuan adalah ruh segala malam. Aku menyucikan diriku dari ketidakseimbangan dengan keseimbangan. Karena kebaikan yang ada pada diriku, aku asing terhadap keseimbangan maupun ketidakseimbangan. Dan, manakala pada suatu malam Tuhan datang dan menyatakan kepadaku bahwa akulah sang penutup, pada awal bulan itu. Dia berfirman kepada orang yang kala itu berada di cakrawala tertinggi dan alam perintah.''

Meski demikian, ia berseru kepada Allah, berlindung kepada-Nya untuk tidak dipuja oleh para pengikutnya. Pada suatu malam yang sunyi ia memanjatkan doa, ''Rabb, aku pernah meminta-Mu untuk mengizinkan hamba-Mu agar tetap tersembunyi hingga akhir zaman. Rabb, aku meminta-Mu untuk melindungiku dari segala pemujaan terhadapku.'' rid/berbagai sumber



Karisma Sang Penutup Kewalian Muhammad

''Akulah anggrek yang merekah dan panen yang melimpah. Kini, angkatlah tabirku dan bacalah apa yang tertera dalam tulisanku. Apa pun yang engkau lihat pada diriku, tuliskan dalam bukumu dan ajarkan kepada semua sahabatmu.''

Pernyataan Ibn Arabi di atas adalah sebuah ajakan kepada siapa pun untuk menerima ajaran-ajarannya, kemudian menularkannya kepada orang-orang yang membuka diri. Apa yang ia cita-citakan itu menjadi nyata. Karya-karya agungnya telah menyebar ke hampir seluruh dunia Islam dan Barat sampai saat ini.

Ibn Arabi lahir di Murcia, Spanyol Islam, pada 17 Ramadhan 560 H, bertepatan dengan 28 Juli 1165, dengan nama Abu Bakr Muhammad ibn al-'Arabi al-Hatimi al-Tai. Sejak kecil tanda-tanda keistimewaan sang Muhyiddin (Penghidup Agama) telah tampak. Karena itu pula, ia sering dipanggil dengan nama Muhyidin Ibn Arabi.

Pada satu ketika di kota Sevilla, ia sedang bermain bersama teman-temannya, tiba-tiba Ibn Arabi kecil mendengar suara yang memanggilnya, ''Hai Muhammad, bukan untuk ini kamu diciptakan.'' Karena suara itu, ia menjadi gelisah.

Ia melarikan diri dan menyendiri untuk beberapa hari di sebuah tempat pekuburan. Di situlah ia mengalami tiga musyahadah yang mempunyai pengaruh besar dalam perkembangan spiritualnya. Konon, Ibn Arabi telah bertemu Nabi Isa, Musa, dan Muhammad, yang mengasah kualitas spiritualnya.

Karena pengalaman dan kedalaman spiritualnya itu, Guru Teragung ini meyakini dirinya sebagai Penutup Kewalian Muhammad. Dalam karyanya, al-Futuhat al-Makkiyyah, ia menuturkan memperoleh pengetahuan dari Tuhan dengan cara begitu saja, karena pintu-pintu ilmu pengetahuan telah terbuka baginya. Ketika pintu telah terbuka, ia menemukan dirinya telah mewarisi seluruh ilmu pengetahuan Muhammad.

Ibnu Arabi mengatakan, ''Kekasih Tuhan akan meneruskan warisan Muhammad. Di antara wali-wali Tuhan adalah pewaris Ibrahim, Musa, dan Isa. Hal itu terus berlangsung hingga ada Penutup Muhammad.''

Dalam salah satu syair pendeknya, Ibn Arabi mengungkapkan masalah ini. ''Kuwarisi Muhammad dan kuwarisilah segalanya.''

William C Chittick dalam bukunya, Dunia Imajinal Ibn Arabi, menyatakan, pengakuan Ibn Arabi sebagai Penutup Kewalian Muhammad agak berlebihan. Akan tetapi, fakta menunjukkan bahwa tak seorang pun setelahnya yang punya visi begitu terbuka, segar, dan terperinci. ''Terlepas dari kita setuju atau tidak terhadap pengakuannya, sulit untuk kita menolak gelarnya sebagai Guru Teragung,'' katanya.

Ibn Arabi mewariskan sekitar 500 karya kepada generasi setelahnya. Karya teragungnya adalah al-Futuhat al-Makkiyyah (Pembukaan Wahyu Makkah) setebal 15 ribu halaman di edisi terbarunya. Kilauan cahaya ilmu di dalamnya ia ringkas dalam karyanya, Fushush al-Hikam (Cincin Pengikat Hikmah).

Tak mengherankan jika sosok Ibn Arabi menarik perhatian sarjana-sarjana modern. Banyak nama sarjana Barat yang dikenal menggeluti karya-karya Ibn Arabi. Di antaranya HS Nyberg, Miguel Asin Palacois, Titus Burckhardt, Henry Cobin, Toshihiko Izutsu, dan R A Nicholson.

Ibn Arabi wafat di Damaskus pada 16 November 1240 bertepatan dengan tanggal 22 Rabiul Akhir 638 pada usia 70 tahun. rid/berbagai sumber

Sumber : Newsroom Republika

Conversation with God, a poem by Rumi


 

                                                                           Ya Allah

Kau Tuhan semesta alam,
Kau Tuhan Langit dan Bumi.
Kau Tuhan Timur dan Barat,
Tanah dan Laut, yang atas dan bawah,
Para Manusia dan jiwa-jiwa.
Kau Awal dan Akhir.

Seluruh Dunia-Mu akan binasa,
Anda akhirat Satu.
Tak satu pun dari ciptaanMu
Akan bertahan di semesta-Mu,
Kau adalah Satu.
Kau adalah Tuhan
yang bertempat dan yang tidak bertempat
Kau adalah Raja yang tak tertandingi .

Untuk Satu Nabi (Musa),
Kau memberikan-Nya takhta Mesir
Nabi lain (Isya),
Kau mengirim dia sebagai "Gembala yang Baik"
Untuk Nabi Muhammad,
Kau memberikan dia ribuan perkumpulan malaikat
untuk "Perjalanan Malam" dan "malam mi'raj ".

Untuk orang -orang,
Kau sirami dengan harta dan kebahagiaan,
Kau memenuhi semua mimpi-mimpinya, memberikan kepadanya yang terbaik dari keberuntungan.

Kepada orang lain,
Kau membuat dia berkeliaran di seluruh dunia kelaparan,
Pencarian untuk sepotong roti.
Ya Allah
Selama aku hidup
Kau adalah Raja dan Alasanku
Kau adalah Jalan dan Tujuanku.

Rumi

خداوندا خداوند جهانی
خداوند زمین و آسمانی
خدای شرق و غرب و بر و بحری
خدای فوق و تحت و انس و جانی
جهان اول نبود آخر تو بودی
جهان آخر نماند تو بمانی
نماند زنده در عالم خلایق
تویی لایموت جاودانی
منزه پادشاه بی نظیری
خداوند مکان و لامکانی
یکی پیغمبری را تخت در مصر
یکی پیغمبری سازی شبانی
محمد را شب معراج یک شب
هزاران شربت وصلش چشانی
یکی راگنج بی رنجی دهی تو
نیازو نعمتش می پروانی
یکی را از برای یک شکم نان
بگرد جمله عالم میدوانی
خدایا تا زنده ام شاهم تو باشی
دلیل و منزل و راهم تو باشی
مولانا

O God
You're the Lord of the Universe,
You're the Lord of the Heaven and the Earth.
You're the Lord of the East and the West,
The Land and the Sea, the Above and the Under,
The Humans and the Souls.
You're the Beginning and the End.

This entire World of Yours will perish,
You're the Everlasting One.
None of Your Creatures
Will survive in this Universe of Yours,
You're the Immortal One.
You're the Lord of
The Place and the Place-less,
You're the Unparalleled King.

To one Prophet (Moses),
You grant him the throne of Egypt
To another Prophet (Jesus),
You send him as the "Good Shepherd"
To prophet Muhammad,
You bestow him a thousands tastes of Union
On his "Night Journey" and "Ascension Night".

To one person,
You shower him with treasures and happiness,
You fulfill all his dreams, granting him the best of lucks.
To another person,
You make him roam around the world starving,
Searching for a piece of bread.
O God
As long as I live
You're my King and my Reason
You're my Path and my Destination.
Rumi

sumber : Persian/Farsi to English translation by Sologak

"Sleepless Nights" Of Rumi


 



Sebuah karya besar dan mulia dari seorang Sastrawan Persia yaitu Rumi, yang dalam kesedihan dan penderitaan atas kehilangan kekasih mistisnya, Syams dari Tabriz, menyelami ajaran-ajaran sufi di Zawiahnya di kota Konya Turki, dan memulai tarian berputar dan membacakan puisi yang terdengar lantang di jalan-jalan kota di malam hari.
Lyric berikut yang diterjemahkan hanyalah beberapa ratus dari lyrik-lysrik spontan Rumi yang telah diucapkan saat menyeru di jalan sepanjang malam, mencari kekasihnya yang hilang. Begadang semalaman, Rumi tidak hanya menulis puisi dan merenungkan kehidupan dalam kesendiriannya setelah kepergian Syam, tetapi ia juga menggunakan heningnya malam untuk terlibat dalam gemerlap spiritual dalam dialog-dialog yang paling dicari dan dihargai: Sebuah Percakapan dengan Kebenaran.

*********************
بحمد اله که خلقان جمله خفتند---و من بر خالقم برکار امشب
زهی کرو فر و اقبال بیدار---که حق بیدار و من بیدار امشب
اگر چشمم بخسپد تا سحرگر---زچشم خود شوم بیزار امشب

Terima kasih Tuhan
Semua orang lain sudah tertidur
Dan aku sendirian
Dengan Pencipta saya malam ini.
Terima kasih Surga
Untuk rahmat ini dan keberuntungan
Kebenaran adalah terjaga
Begitu juga aku malam ini.
Saya lebih suka menyerahkan mataku
Jika mereka untuk menutup malam ini
*********************

امشب شب من بسی ضعیف و زار است---امشب شب پرداختی اسرار است

Malam ini,
Saya mengalami hal yang sangat
Sengsara dan malam yang sunyi
Malam ini adalah malam
Memecahkan Misteri

*********************


شب گردم گرد شهر چون باد چون آب---از گشتن گرد شهر کس ناید خواب


Seperti air dan angin
Aku sedang berkeliaran di sekitar kota
di malam hari.
Tidak ada yang bisa tertidur
Dengan semua yang berputar-putar di sekitar

*********************


گر آب حیات خوشگواری ایخواب---امشب برما کار نداری ایخواب


O tidur,
Bahkan jika Anda adalah yang terbaik
Air Kehidupan
Anda tidak ada hubungannya
Bersamaku malam ini.
*********************


صد شب خفتی حاصل آن دیدی---از بهر خدا امشب تا روز مخسب


Kau sudah tidur seratus malam sebelumnya
Dan melihat dengan hasil.
demi Tuhan,
Tetaplah terjaga
Sepanjang malam malam ini

*********************


با یار بچرخم و بدل میگویم---یارب که کلید صبح گم بادا امشب



Aku berputar-putar dengan Cintaku
Dan berbicara dengan hati
Ya Tuhan
akankah kunci untuk fajar
Akan hilang malam ini.

*********************
Persian/Farsi to English translations & brief explanation by Sologak

Let Go Of This World! Rumi Poem


RumiPersian/Farsi to English translation by Sologak


Ini adalah sebuah puisi Rumi sebagai undangan kepada siapa saja yang sudah muak dengan dunia materialistis ini yang penuh dengan kekosongan,serta untuk para pencari kerinduan untuk perjalanan spiritual yang pasti. Rumi adalah penulis puisi pendek terbaik dengan karya yang penuh dengan cerita-cerita mistis dan keajaiban dari sebuah perjalanan spiritual Sufi dalam mencari kesatuan dengan yang Maha pencipta. Mudah-mudahan dapat menangkap kedalaman ajaran-ajaran mistis Rumi ini.

ای دل زجان گزر کن تا جان جانان ببینی
بگزراین جهان را تا آن جهان ببینی
تا نگزری ز عقبی هر گزرسی به عقبی
آزاد شو ازاینجا تا بیگمان ببینی
گر تو نشان بجویی ای یار اندرین ره
از خویش بی نشان شو تا تو نشان ببینی
از چهار و پنج بگزر در شش و هفت بنگر
چون از زمین برآیی هفت آسمان ببینی
هفت آسمان چو دیدی در هشتمین فلک شو
پا بر سر مکان ده تا لامکان ببینی
در لامکان چو دیدی جانهای نازنینان
بی تن نهاده سر ها در آستان ببینی
بربند چشم دعوی بگشا چشم معنی
یکدم زخود نهان شو او را عیان ببینی
ای نا نهاده گامی در راه نامرادی
بی رنج گنج وحدت کی رایگان ببینی
های های شمس تبریز خاموش باش ناحق
تا جان خویش را زان شادمان ببینی



O hati
Lepaskan jiwa
Sehingga Anda dapat melihat
kedalaman dari jiwa.
lepaskan dunia
Sehingga Anda dapat melihat
dunia yang sebenarnya

Jika Anda tidak melepaskan dunia ini
Anda tidak akan pernah melihat kehidupan sesudah nanti
Tetapkan diri Anda bebas dari tempat ini
Sehingga Anda dapat melihat
Satu yang tak diragukan lagi.

Temanku,
Jalan ini
Jika Anda sedang mencari tanda
Lepaskan diri Anda , menjadi kosong
Sehingga Anda dapat melihat
tanda yang sebenarnya.

Melewati surga keempat dan kelima
Dan mencari yang keenam dan ketujuh
Lepaskan bumi ini
Sehingga Anda dapat melihat
Ketujuh Surga....

Setelah Anda melihat yang Ketujuh
pergilah ke surga yang kedelapan
Tapi lepaskan juga yang terlalu
Sehingga Anda dapat melihat
Tempat yang sebenarnya kosong

Sekali di dalam kehampaan ruang
Anda akan melihat jiwa-jiwa surgawi
Menundukkan kepala mereka ke bawah
Di Ambang-Nya.
Pejamkan mata kesulitan dalam pencarian
Dan buka mata mistik yang satu
Sembunyikan dari diri sendiri hanya untuk sekali
Sehingga Anda dapat melihat
Terlihat Selalu Satu.

Hai orang yang bahkan belum menetapkan kaki
Di jalan kegagalan
Tanpa rasa sakit dan penderitaan
Anda tidak akan pernah mudah menemukan
Harta Nya.

Hey Hey Syams Tabriz!
Jadilah Diam Anda yang banyak bicara satu!
Jadi, Anda juga dapat melihat
Yang Menemani jiwamu
Satu-satunya yang akan menyenangkanmu


Sumber : Sologak

Rumi Poem, Warna Agung

Judul asli : “Chinese Art and Greek Art”


Rasul pernah berkata, “Ada orang-orang yang melihatku
di dalam cahaya yang sama seperti aku melihat mereka
.

Kami adalah satu.
Walau tak terhubung oleh tali apapun,
walau tak menghafal buku dan kebiasaan,
kami meminum air kehidupan bersama-sama.”
Inilah sebuah kisah
tentang misteri yang tersimpan:

Sekelompok Tiongkok mengajak sekelompok Yunani
bertengkar tentang siapa dari mereka
adalah pelukis yang terhebat.
Lalu raja berkata, “Kita buktikan ini dengan debat.”
Tiongkok memulai perdebatan.
Tapi Yunani hanya diam, mereka tak suka perdebatan.
Tiongkok lalu meminta dua ruangan
untuk membuktikan kehebatan lukisan mereka,

dua ruang yang saling menghadap
terpisah hanya oleh tirai.
Tiongkok meminta pada raja
beberapa ratus warna lagi, dengan segala jenisnya.
Maka setiap pagi, mereka pergi
ke tempat penyimpanan pewarna kain
dan mengambil semua yang ada.

Yunani tidak menggunakan warna,
“warna bukanlah lukisan kami.”
Masuklah mereka ke ruangannya
lalu mulai membersihkan dan menggosok dindingnya.


Setiap hari, setiap saat, mereka membuat
dinding-dindingnya lebih bersih lagi,
seperti bersihnya langit yang terbuka.

Ada sebuah jalan yang membawa semua warna
menjadi ‘warna tak lagi ada’. Ketahuilah,
seindah-indahnya berbagai jenis warna
di awan dan langit, semua berasal dari
sempurnanya kesederhanaan matahari dan bulan.

Tiongkok telah selesai, dan mereka sangat bangga
tambur ditabuh dalam kesenangan
dengan selesainya lukisan agung mereka.
Waktu raja memasuki ruangan, terpana dia
karena keindahan warna dan seluk-beluknya.
Lalu Yunani menarik tirai yang memisahkan ruangan mereka.
Dan tampaklah bayangan lukisan Tiongkok dan semua pelukisnya
berkilauan terpantul pada dindingnya yang kini bagaikan cermin bening,
seakan mereka hidup di dalam dinding itu.
Bahkan lebih indah lagi, karena
tampaknya mereka selalu berubah warna.

Seni lukis Yunani itulah jalan sufi.
Jangan hanya mempelajarinya dari buku.
Mereka membuat cintanya bening, dan lebih bening.
Tanpa hasrat, tanpa amarah. Dalam kebeningan itu
mereka menerima dan memantulkan kembali
lukisan dari setiap potong waktu,
dari dunia ini, dari gemintang, dari tirai penghalang.

Mereka mengambil jalan itu ke dalam dirinya,
sebagaimana mereka melihat
melalui beningnya Cahaya
yang juga sedang melihat mereka semua.

Source :
“Chinese Art and Greek Art” From Mathnawi, I, 3462-3485, 3499
Adapted from Nicholson’s translation of the Mathnawi, IV, 2683-2696, by Coleman Barks, Essential Rumi, Maulana Jalalludin Rumi, translated by Coleman Barks. Indonesian

Engkau mentari, Engkau purnama




Engkau mentari, Engkau purnama
oleh Sayyid Ja'far ibn Hasan ibn 'Abdul Karim al-Barzanji

Purnama penuh terbit di atas kita
dengan terbitnya, tenggelam seluruh bulan lainnya
rupawan seindah wajahmu tak pernah kami menyaksikannya -
wajah ceria penuh sukacita!

Engkau mentari, engkau lah punama
engkau cahaya di atas segala cahaya
engkau pembangkit semangat dan daya
engkau lentera hati kita

Wahai kekasihku, wahai Muhammad junjunganku!
wahai bintang dari Timur dan Barat!
wahai, engkau sang pendukung! Wahai yang terpuji!
wahai, Imam dua kiblat!

Ia yang sempat melihat wajahmu betapa untungnya!
wahai engkau yang berbudi mulia pada orangtua
mata-airmu yang sejuk dan suci
adalah tempatku mereguk minum di hari kebangkitan nanti.

Kami tak pernah melihat unta-unta
dari mana pun asalnya - berjalan gembira
kecuali saat mereka menujumu semata
awan-awan melindungimu
dan tuan rumah mulia melimpahkan segala
hadiah kehormatan bagimu saja.

Pepohonan mendatangimu menitikkan airmata
merundukkan diri antara dua tanganmu
dan kijang-kijang yang melesat itu, wahai kekasihku,
mereka pun datang untuk perlindunganmu.

Bila semua karavan telah siap sedia
saat keberangkatan telah diumumkan bagi semua
kudekati mereka dengan basah airmata
sembari berkata: "tunggu sejenak, wahai tuan kepala,
dan kirimkan untukku beberapa surat ini saja".
wahai, rasa rindu yang tak tertanggugkan!

Di tengah tujuan nampak rumah-rumah hunian
waktunya malam hari dan saat awal subuh sekali
di puncak gembira semua makhluk di alamraya ini
untukmu - wahai pria berdahi rupawan berseri
cinta mereka bagimu sungguh tak ada yang memadai -
penuh tunggu penuh rindu.
dalam kehadiran aura jiwamu
umat manusia yang ada dimana-mana, laksana terpana!

Engkau lah penutup seluruh nabi
dan pada Dia Tuhanmu bersyukur engkau tiada henti
Hamba-hambamu ini wahai Tuhan amat mengharapkan
seluruh rahmatmu berlimpah baginya tanpa henti.

Pikiran kami tentang dirimu junjunganku Muhammad
senantiasa luhur dan suci
wahai pembawa berita gembira, wahai pemberi peringatan
bagi umat manusia!
bantu aku ya Allah dan lindungi aku!
wahai yang mampu melindungi siksa api neraka.
wahai yang mampu menolong dan tempat kami berlindung
di saat-saat malapetaka harus ditanggung!

Sukacitalah sang budak yang telah merasakan arti
bahagianya merdeka
dari segala pedih dan cemas atasmu Muhammad kekasih hati
yang cahayanya begitu terang layaknya purnama
bagimu seluruh kebaikan sempurna

Dibanding dirimu, tak ada lagi yang lebih suci
wahai kakek baginda Husein
bagimu seluruh rahmat Allah semata
terus menerus melimpah sepanjang masa!

Wahai engkau yang derajatnya tinggi diangkat
maafkan segala dosa yang kami buat
dan maafkan segala kesalahan kami
engkau murah maaf bagi segala salah
dan segala laku tercela

Engkau yang memaafkan semua dosa
engkau yang meluruskan jalan kami yang menyimpang
yang mengetahui semua rahasia
bahkan yang paling dalam dari semua rahasia
engkau yang menjawab semua do'aku!

Tuhanku, kasihi semua hambamu ini
melalui jalan kebajikan dan kebaikan
semoga rahmatMu tercurah bagi Ahmad
- rahmat melebihi seluruh baris
yang pernah ditulis

Aku berdo'a bagi Muhammad yang selalu dalam bimbinganNya
pemilik wajah cahaya, wajah yang berkilau laksana sang surya
malam hari kelahirannya bagi Islam adalah saat sukacita
saat semua berbangga!

Hari itu anak perempuan Wahab
meperoleh berkah kebesaran tak wanita lain pun
pernah mendapatkan
dia pun mendatangi kaumnya
lebih anggun
bahkan dari Maryam wanita yang perawan selamanya.

Masa kelahirannya adalah masa kedurhakaan pada puncaknya,
dan kelahirannya adalah puncak bencana bagi para pendurhaka!

Namun dalam suasana kebahagian penuh sukacita
yang berjalan tanpa henti-hentinya
kabar baik itu datang juga:
telah lahir seorang Muhammad
pribadi yang selalu berada dalam bimbinganNya
dan masa bahagia
serta yang di atasnya semua bahagia
datang lah pada akhirnya!

Akhir dari Qyam

Jumat, 29 Oktober 2010

kehidupan



Ilmu adalah huruf yang tak terungkap
kecuali oleh perbuatan.
Dan perbuatan adalah huruf yang tak terungkap
kecuali oleh ke ikhlasan.
Dan ke ikhlasan adalah huruf yang tak terungkap
kecuali oleh kesabaran.
Dan kesabaran adalah huruf yang tak terungkap
kecuali oleh penyerahan.

                                    @  An Nifary  @

sang dewi



Senyumnya menebarkan gula,
dan dimana saja ia berjalan seribu mawar akan berbunga,
tak menunggu musim semi.
air matanya membuat debu menjadi lumpur,
dan dunia pun menjadi berat karena keluhan keluhannya.
Bila kau belum pernah mengalami kegelisahan,
bagaimana kau akan menghargai ketanangan  ?

                                                                   @ Faridu 'Din Attar  @

pesona



 Seorang putri secantik bulan.
 Dihadapan kecantikannya, bahkan peri peri pun merasa malu,
 dan ikal rambutnya melukai seratus hati.
 Kedua alisnya busur kembar.
 Dan bila dilepaskanya panah panah dari busur itu,
 ruang di antaranya pun menyanyikan pujian pujian untuk nya.
 Matanya yang sayu bagai kembang narsis,
 melemparkan duri duri bulu matanya di jalan para arif.
 Wajahnya bagai matahari ketika menggantikan keperawanan bulan.
 Malaikat pun tak dapat mengalihkan matanya 
 dari mutiara mutiara dan manikam manikam mulutnya.
 Senyum bibirnya mengeringkan air hayat yang memendangnya,
 yang masih mengemis sedekah dari bibir itu juga.
 Siapa memandang dagunya akan jatuh terjungkir
 kesumber air yang berbuih buih.

                                                        @  Faridu 'Din Attar  @

perjalanan



 Di musim dingin ia tebarkan salju perak,
 dimusim gugur, emas daunan kuning.    
 Ia letakkan selubung pada duri dan Ia warnai itu dengan warna darah.
 Kepada melati Ia berikan empat helai kelopak
 dan di kepala bunga tulip Ia  kenakan topi merah.
 Ia kenakan mahkota emas di kening bunga narsis
 dan Ia jatuhkan mutiara mutiara embun kedalam peti suci Nya.
 kau yang berjubah indah dan mengenakan lengkung leher baju dari api.
 Dengan rendah hati luluhkanlah gunung nafsumu yang tegar agar unta itu dapat keluar.
 Eratkan genggam cakarmu pada surat cinta abadi,
 tetapi jangan rusakkan capnya sampai akhir nanti.
 
                                                                                        @  Faridu 'Din Attar  @
.